Jangan Pernah Berubah, Sayang. Mungkinkah?
“Sekarang atau lima puluh tahun lagi
Ku masih akan tetap mencintaimu
Tak ada bedanya rasa cintaku
Masih sama seperti pertama bertemu”
Ingat kan lagu yang dinyanyikan oleh kelompok musik Warna, dan kemudian dipopulerkan kembali oleh Yuni Shara dan Raffi Ahmad? Buat Anda yang sedang pacaran, tentunya lagu ini terasa sangat romantis, menjanjikan kesamaan cinta dari tahun ke tahun, bahkan sampai lima puluh tahun yang akan datang. Beberapa orang yang sudah menikah, apalagi yang pernikahannya bermasalah, biasanya mendengarkan lagu ini dengan sinis, menganggap tidak mungkin terjadi kesamaan cinta seperti yang dinyanyikan dalam lagu ini.
Sebetulnya mungkin nggak sih untuk tetap mencintai setelah lima puluh tahun bersama? Tentu saja mungkin. Lalu, apakah mungkin punya cinta yang sama persis seperti pertama kali bertemu? Terus terang jawabannya adalah mungkin, tapi sangat sulit. Kenapa? Ada beberapa alasan yang sangat ilmiah di balik jawaban tadi, yaitu bahwa manusia berkembang.
Mungkin ada Teman Pranikah yang heran, masa sih orang dewasa berkembang? Bukankah yang berkembang hanyalah anak-anak? Betul, anak memang berkembang mulai dari bayi sampai remaja. Yang masih jarang diketahui orang, selama masa dewasa, manusia juga berkembang lho. Bahkan ada 4 tahap besar yang dialami oleh manusia dewasa (Arnett, 2012), yaitu:
• Emerging adulthood, beranjak dewasa, yaitu mulai dari sekitar usia 18 tahun, pada kebanyakan orang berakhir di sekitar usia 25 tahun.
• Young adulthood, dewasa muda, yaitu sekitar usia 25, ada ahli yang mengatakan berakhir di usia sekitar 35 tahun, ada pula yang menyebutkan di sekitar usia 40 bahkan 45 tahun.
• Middle adulthood, dewasa madya, yaitu sekitar usia 40 tahun sampai sekitar usia 60 tahun.
• Late adulthood, dewasa tua atau lansia, yaitu yang di atas usia 60-65 tahun. Dalam tahap inipun manusia masih terbagi jadi 3 tahap perkembangan: young-old (65-74 tahun), old-old (75-84 tahun), dan oldest-old (di atas 85 tahun).
Patokan usia di atas adalah relatif. Artinya tidak selalu mereka yang berusia 23 tahun pasti berada pada tahap emerging adulthood, bisa saja dibuktikan bahwa kematangan psikologisnya berada pada tahap young adulthood. Mereka yang berusia 38 tahun juga bisa saja masih di tahap young adulthood ataupun sudah di tahap middle adulthood.
Lalu kenapa kalau ada perkembangan di masa dewasa? Apa hubungannya dengan perubahan rasa cinta? Tentu ada hubungannya, karena tiap tahap perkembangan punya keistimewaan sendiri. Contohnya, kekuatan fisik mereka yang di tahap dewasa muda tentu berbeda dengan dewasa tua. Perkembangan lain seperti dalam aspek kognitif (kemampuan berpikir, keluasan wawasan, daya ingat, kemampuan konsentrasi, dll), aspek emosional dan aspek sosial, juga berubah. Mau tahu lebih detilnya, perubahan personal dan lingkungan apa saja yang kita alami? Baca artikel “Mengapa Cintamu Berubah” ya.
So, dengan adanya perubahan diri, mungkinkah cinta kita betul-betul sama seperti 50 tahun lagi? Silahkan menjawab sendiri, Teman Pranikah.
Referensi:
Arnett, Jeffrey Jensen. (2012). Human Development: A Cultural Approach. Boston: Pearson Education, Inc.
Cavanaugh, J.C., Blanchard-Fields, F. (2011). Adult Development and Aging, 6th ed. California: Wadsworth.
Tags: berubah, Cinta, dewasa, pasangan, perkembangan, pranikah, tua
One Comment »
2 Pingbacks »
-
[…] artikel “Jangan Pernah Berubah, Sayang. Mungkinkah?”, kita sudah membahas secara garis besar mengapa cinta bisa mengalami perubahan. Mau tahu lebih […]
-
[…] ini tim Psikologi Pranikah membahas tentang perubahan. Buat yang belum baca bisa baca disini dan disini dulu […]
it’s truekedamaian itu ada bukan dari setuasu yg datang dari luar tapi kedamaian itu datang dari dalam hati kita,,,asal kita bisa menerima semua hal yang ada di sekitar kita, maka kedamaian akan menyertai kita