Hukum

Pahami segi Hukum dalam mempersiapkan pernikahan.

Keuangan

Cek pengaturan keuangan diri dan pasangan anda.

Medis

Bangun kebiasaan hidup sehat dan cegah penyakit.

Psikologi

Belajar berkomunikasi, memahami diri sendiri dan pasangan.

Umum

Topik-topik yang umum dan kira nya berguna untuk kita ketahui.

Home » Medis

Berhenti Merokok, salah 1 persiapan pranikah yang penting!

Submitted by on June 10, 2013 – 3:31 pmNo Comment

Aih, kenapa sih berhenti merokok dijadikan salah 1 topik persiapan pernikahan ? Merokok kan hak pribadi (hmm… menghirup udara bersih bebas asap rokok pun hak pribadi lho…).

Tulisan ini ditujukan bagi mereka yang memiliki kebiasaan merokok, bagi mereka yang memiliki (calon) pasangan perokok, bagi mereka yang belum memiliki (calon) pasangan, dan terutama bagi teman2 remaja yang (sedang berencana untuk) merokok.

Kita sudah tahu, bahwa Konsumsi produk tembakau telah menjadi masalah global, bukan dari segi kesehatan saja, tapi juga sosial, ekonomi dan budaya.

StopCigaretteDi Indonesia pada thn 2005, biaya kesehatan yang harus dikeluarkan karena penyakit terkait rokok mencapai 167 Triliyun! (wuih bisa buat subsidi BBM tuh!) artinya 5,1x lipat pendapatan negara dari cukai tembakau pada tahun yang sama (tekor dong negara!).  Sementara jumlah kematian yang berhubungan dengan rokok adalah sekitar 1172 kematian setiap harinya pada thn 2001. Setengan dari angka kematian tersebut terjadi di usia produktif.

Lebih dari 70.000 aritkel ilmiah memastikan bahwa merokok menyebabkan berbagai penyakit.  Paling sedikit ada 35 macam penyakit yang berhubugan dengan perilaku merokok, mulai dari yang “ringan seperti bau mulut dan perubahan warna gigi sampai ke yang serius seperti serangan jantung, stroke, dan kanker paru.  Risiko ini juga akan dialami anak-anak atau wanita yang terpapar asap rokok di rumah ataupun di tempat umum.  Pada anak yang terpapar asap rokok memiliki risiko perkembangan paru terhambat, intelegensi kurang, infeksi saluran napas, infeksi telinga, asma dan kematian mendadak pada bayi. Pada wanita hamil, paparan asap rokok dapat menyebabkan keguguran, anak lahir mati / cacat, bayi berat lahir rendah dan bayi lahir prematur.

Mari kita amati barang2 bahan pangan / minuman / konsumsi  yang dijual di pasar / toko / warung / supermarket.  Biasanya pada kemasannya selalu dicantumkan bahan2 yang terkandung dari produk tersebut.  Hal ini untuk menjamin perlindungan bagi konsumen dari produk yang berbahaya dan tidak layak untuk konsumsi.  Lalu mengapa dalam kemasan rokok tidak dicantumkan komposisinya?

Sebatang rokok mengandung lebih dari 4000 macam zat berbahaya, 43 di antaranya adalah karsinogen (penyebab kanker). Dan yang paling berbahaya adalah kandungan zat adiktif, yang membuat ketergantungan pada rokok, sehingga perokok tidak punya pilihan kecuali untuk terus mengkonsumsi rokok karena kecanduan.  Ini berarti keuntungan jangka panjang bagi industri rokok.  Itulah sebabnya pabrik rokok tidak mencantumkan komposisi rokok pada kemasanya, karena bila konsumen (kita) tahu bahwa ada ribuan zat berbahaya pada sebatang rokok, kita akan berpikir ulang untuk merokok.

Berikut adalah Tabel komposisi sebatang rokok dan di mana umumnya bahan tersebut didapatkan

Zat bahaya dalam rokok

Ditemukan pada

Nikotin Racun serangga
Cadmiun Baterai mobil (aki mobil)
Tar Aspal
Ammonia Pembersih toilet
Naphtelene Kapur barus
Carbon Monoksida Asap knalpot
Hidrogen sianida Gas beracun
Butane Korek api gas
Arsenic Racun tikus
Higrazin Bahan bakar pesawat
Formalin Pengawet mayat
Timbal Cat
Aceton Cat kuku
Benzene Semen
Phenol Bahan pembuat plastik

 

Bagaimana teman2 pranikah? Apakah masih tetap berpikir untuk merokok?

Bagaimana dengan rokok mild / light yang dinyatkan rendah TAR / nikotin? Tidak ada toleransi dan batasan kadar aman nikotin / tar yang dikonsumsi.  Rokok mild bila lebih sering atau lebih dalam dihisap bukankah akan menumpuk tar / nikotin yang sama banyaknya dengan rokok biasa?

Pada tahun 2005 survei sosial ekonomi nasional mencatan pengeluaran per bulan rumah tangga perokok (kepala keluarga merokok), dana untuk membeli rokok: 2,3x lebih besar dari dana untuk beli daging, 3,4x lebih besar dari dana untuk beli telur, 2.7x lebih besar dari dana kesehatan dan 3.2x lebih besar dari dana untuk pendidikan anak.  Artinya, rumah tangga  yang kepala keluarganya merokok lebih mengutamakan membeli rokok.  Hal ini jelas merugikan kesejahteraan keluarga.  Jangan lupa, ortu perokok haru membayar premi lebih mahal untuk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.   Begitu juga kematian para perokok di usia produktif (30-69 tahun),ini berarti rumah tangga kehilangan kepala keluarga, pendapatan, tabungan dan investasi.

Survei sosial ekonomi nasional BPS tahun 2004 menunjukkan usia mulai merokok yang semakin dini, yakni usia 5-9 tahun dan jumlah perokok mengalami peningkatan hingga 5x lipat dalam 10 tahun terakhir.

Orangtua adalah orang pertama yang memberi contoh kebiasaan baik dan buruk. Apakah kita ingin anak kita kelak menjadi perokok? Bila jawabanya adalah tidak, mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk memberi contoh gaya hidup sehat, gaya hidup TANPA rokok.

Ayo segera bahas dengan (calon) pasangan, untuk buat komitmen bangun keluarga TANPA asap rokok.

Sumber: Toolkit untuk Remaja. Denormalisasi Industri Rokok. Komnas Anak – WHO

No Comment »

1 Pingbacks »

  • […] Perempuan merokok sudah biasa? Walaupun demikian, janin tak pernah terbiasa pada rokok. Rokok bahkan dapat meningkatkan resiko keguguran dan kelahiran prematur. Janin juga dapat mengalami kerusakan fungsi jantung, kesulitan bernapas, bahkan kematian. Ketika besar, anak juga dapat mengalami masalah dalam ketrampilan berbahasa dan bicaranya, kesulitan atensi dan konsentrasi, dan banyak problem perilaku. Jika ayah yang merokok, tak berarti bebas dari masalah. Tak hanya masalah dari sperma ayah, juga masalah ibu sebagai perokok pasif ternyata dapat meningkatkan resiko berat badan lahir rendah dan kanker anak. Penting banget kan untuk berhenti merokok sebelum mempersiapkan kehamilan. Cek artikel: Berhenti merokok, salah satu persiapan pranikah. […]

Leave a comment to Teratogen, si Jahat yang Merusak Janin

Add your comment below, or trackback from your own site. You can also Comments Feed via RSS.

Be nice. Keep it clean. Stay on topic. No spam.

You can use these tags:
<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This is a Gravatar-enabled weblog. To get your own globally-recognized-avatar, please register at Gravatar.


6 + = 14