1. Meminta kerjasama dan dukungan suami serta keluarga.

2. Mencari informasi dan dukungan sebanyak-banyaknya tentang ASI dan menyusui, misalnya mencari kenalan atau   kelompok ibu-ibu yang berhasil menyusui.

Sumber informasi dan dukungan ASI antara lain:

• Kelas ibu hamil/ ibu balita di fasilitas kesehatan terdekat
• Kelompok Pendukung ASI di lingkungan terdekat
• Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Telp. 021-72790165. Website: www.aimi-asi.org ; Twitter @aimi_asi
• Ayah ASI Indonesia web www.ayahasi.org twitter @ID_AyahASI
• Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) Website: www.selasi.net
• Mailing list: sehat@yahoogroups.com, asiforbaby@yahoogroups.com
• Situs internet: www.breastfeeding.com, www.llli.org, www.idai.or.id

3. Memilih fasilitas dan tenaga kesehatan (bidan, dokter kandungan, dokter anak) yang mendukung menyusui (laktasi).

Ciri fasilitas kesehatan yang mendukung menyusui:

• melaksanakan inisiasi menyusu dini,
• melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi dalam 1 ruangan 24 jam, dan
• melakukan konseling menyusui

4. Meminta penolong persalinan untuk meletakkan bayi di atas dada ibu segera setelah lahir dan membiarkannya setidaknya selama 1 jam.

5.  Melakukan kontak kulit ibu dan kulit bayi sebanyak mungkin.

6.  Menenangkan pikiran dan memantapkan hati ibu. Percaya bahwa ibu dapat memberi ASI sesuai kebutuhan bayi.

7.  Memastikan posisi serta pelekatan bayi pada payudara benar dan nyaman.

8.  Menyusui sesering dan sesuka bayi, kenali tanda-tanda bayi ingin menyusu dan ikuti irama alami bayi.

9.  Memerah dan menyimpan ASI sebagai persiapan ibu kembali bekerja atau saat ada masalah untuk menyusu langsung.

10. Tidak mengenalkan bayi pada empeng/dot/botol susu.